REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUM I– Pengakuan Geopark Ciletuh Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dinilai paling tercepat. Pasalnya proses penetapan hanya berjarak sekitar tiga tahun setelah menjadi geopark nasional.

” Pada Sabtu (14/4) atau Jumat (13/4) lalu dapat sms dari sidang UNESCO di Paris bahwa lembaga tersebut meresmikan beberapa geopark internasional dari berbagai negara,” ujar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau sering disapa Aher kepada wartawan di Pantai Palampang Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi Ahad (15/4). Hal ini disampaikan di sela-sela acara Geopark Ciletuh Palabuhanratu Fun Day Towards UNESCO Global Geopark.

Menurut Aher, dalam sidang UNESCO tersebut dinobatkan dua geopark asal Indonesia sebagai geopark internasional. Pertama Geopark Ciletuh Palabuhanratu di Sukabumi Jabar dan Geopark Rinjani Nusa Tenggara Barat (NTB).

Rencananya ungkap Aher, pemberian sertifikat UNESCO Global Geopark (UGG) baru dilakukan pada sidang berikutnya di Portugal pada September mendatang. Pengakuan ini menjadi kabar gembira bagi masyarakat Sukabumi dan Jabar karena Ciletuh resmi masuk dalam UGG.

” Diakuinya Ciletuh ini yang tercepat karena geopark lain membutuhkan waktu 10 hingga 15 tahun sejak ditetapkan menjadi geopark nasional,” ujar Aher. Namun Ciletuh ditetapkan menjadi geopark dunia tiga tahun sejak ditetapkan geopark nasional.

Ke depan lanjut Aher, Sukabumi harus melakukan penataan terus menerus terutama mengenai rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan rencana detail tata ruang (RDTR). Desain kawasan ini dilakukan dengan baik supaya di kawasan Geopark Ciletuh tumbuh sarana yang terlihat indah dan nyaman serta bagus sesuai ketentuan yang ada.

Dampaknya lanjut Aher, ketika seseorang akan membangun hotel maka harus disesuaikan dengan perda RDTR untuk melihat keindahan geopark. Selain itu nantinya kawasan geopark juga harus dilengkapi dengan sarana umum seperti toilet, fasilitas ibadah, pertokaan atau pasar. Bahkan pemerintah akan membangun bandara yang akan memudahkan warga berkunjung ke geopark.

Di mana waktu tempuh dari bandara ke geopark bisa mencapai satu hingga dua jam. Ketersediaan berbagai sarana ini untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan, warga Sukabumi merasa bersyukur bahwa perjuangan yang sudah dilakukan tim percepatan geopark bisa memperoleh hasil maksimal. ” Yang lain baru 10 tahun lebih jadi geopark dunia, sementara Ciletuh baru dua atau tiga tahun sudah bisa,” imbuh dia.

Ke depan ujar Marwan, persoalan geopark tidak semakin mudah karena ada catatan yang harus diperbaiki. Terutama yang paling penting bagaimana peran masyarakat dalam pengelolaan geopark.

” Bukan hanya pemerintah dan pengusaha tapi geopark ini milik masyarakat terutama di daerah sekitar,” cetus Marwan. Di mana masyarakat bisa merasakan dampak positif dari geopark.

Intinya ungkap Marwan geopark diharapkan bisa mensejahterakan masyarakat. Khususnya dalam menggerakan perekonomian warga dengan berbagai kegiatan.

Ketua Asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Sukabumi Ning Wahyu mengatakan, kalangan pengusaha mendukung keberadaan geopark Ciletuh. ” Kami siap mendukung Geopark Ciletuh dengan memberikan edukasi kepada masyarakat dan menggagas kegiatan wisata,” ujar dia.

Terutama untuk mempromosikan Ciletuh dengan berbagai kegiatan. Contohnya dengan kegiatan olahraga paralayang dan komunitas mobil yang digelar pada Ahad. Bahkan ke depan Apindo akan mendukung eksistensi geopark Ciletuh yang baru saja ditetapkan sebagai UGG.

 

Article courtesy: Republika.co.id

Photo courtesy: AdventurismID

Tags :